Senin, 23 Januari 2012

analisis swot

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Telah disebutkan bahwa suatu rencana yang baik haruslah mengandung uraian tentan asumsi perencanaan (planing asumption). Maksudnya adalah untuk mengetahui dengan jelas berbagai faktor penompang dan atau pun penghambat yang diperkirakan akan dihadapi apabila rencana dilaksanakan . pengetahuan tentang berbagai faktor penompang dan ataupun penghambat ini, dalam pekerjaan administrasi dipandang cukup penting. Dengan diketahuinya berbagai faktor penompang serta penghambat tersebut, akan dapat dilaksanakan berbagai persiapan, sedemikian rupa sehingga pelaksanaan rencana akan dapat lebih lancar.
Untuk dapat mengetahui secara lengkap berbagai faktor penopang serta penghambat, perlu dilakukan pengkajian yang seksama tentang keadaan organisasi yang akan melaksanakan rencana tersebut. Kajian yang seperti ini dikenal dengan nama analisis SWOT.
B.    TUJUAN
•    Tujuan umum
Mampu menjelaskan dan menerangkan analisis SWOT
•    Tujuan khusus
1)    Untuk  menjelaskan pengertian analisis SWOT
2)    Untuk menjelaskan unsur-unsur analisis SWOT
3)    Untuk  menjelskan strategi dalam analisis SWOT
4)    Untuk menjelaskan teknik dalam analisis SWOT

A.    Manfaat
1)    Agar mampu menjelaskan pengertian analisis SWOT
2)    Agar mampu menjelaskan unsur-unsur analisis SWOT
3)    Agar mampu menjelskan strategi dalam analisis SWOT
4)    Agar mampu menjelaskan teknik dalam analisis SWOT



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS). Unsur-unsur SWOT, dari batasan sederhana ini, segera terlihat dalam analisis SWOT ditemukan ada 4 unsur pokok yang perlu dipahami. Keempat unsur yang dimaksud adalah:
1.    Kekuatan
Yang dimaksud kekuatan (strengh) di sini adalah berbagai kelebihan yang bersifat khas yang dimiliki suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan berperan besar tidak hanya memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, etapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki organisasi.
2.    Kelemahan
Yang dimaksud dengan kelemahan (weaknessas) disini adalah berbagai kekurangan yang bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan berperan besar , tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi, tetapi juga mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi.
3.    Kesempatan
Yang dimaksud dengan kesempatan (opportunity) ialah peluang yang bersifat positif yang dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila dapat dimanfaatkan akan besarnya peranan dalam mencapai yujuan organisasi
4.    Hambatan
Yang dimaksud hambatan (threat) ialah kendala yang bersifat negtaf  yang dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Dari uraian tentang kempat unsur ini,segera terlihat bahwa unsur kekuatan dan kelemahan, pada dasarnay bersifat internal, dalam arti berada di dalam organisasi. Sedangkan unsur kesempatan dan hambatan bersifat eksternal, dalam arti berada diluar organisasi. Untuk keberhasilan pekerjaan perencanaan, keterangan lengkap tentang keempat unsur ini perlu dimiliki.
B.    Ada dua macam pendekatan dalam analisis SWOT, yaitu:
1)    Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
Matriks SWOT Kearns

                      EKSTERNAL
INTERNAL    OPPORTUNITY    TREATHS
STRENGTH    Comporative
Advantage    Mobilitaation
SEAKNESS    Divestment/
Investment    Damage control
Sumber: Hisyam, 1998
Keterangan:
1.    Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
2.    Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
3.    Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
4.    Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
2)     Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
 Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1.    Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).
2.    Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
3.    Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran


NO    STRENGHT    SKOR    BOBOT    TOTAL
1               
2    Dst            
NO    Total kekuatan            
               
NO    WEAKNES    SKOR    BOBOT    TOTAL
1               
2               
    Total kelemahan           
Selisih total kekuatan – total kelemahan = S-W = x

No     OPPORTUNITY    SKOR    BOBOT    TOTAL
1               
2               
    Total peluang           
                
NO    TREATH    SKOR    BOBOT    TOTAL
1               
2               
    Total tantangan            
Selisih total peluang – Total Tantangan = O – T
Keterangan :
•    Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
•    Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
•    Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
•    Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
C.    Teknik dalam analisis SWOT
Teknis analisis SWOT dapat dibedakan atas tiga tahap
1.    Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi perlu dilakukan hal-hal berikut
a    Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai
Unsur-unsur yang akan dinilai tersebut biasanya dibedakan atas dua macam. Pertama, unsur perangkat organisasi (tool of administration) yang terdiri darii tenaga (man), dana (money), sarana (material) serta metode (method). Kedua, unsur fungsi organisasi (fungtion of administration) yang terdiri dari perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating) serta pengawasan (controling).
b    Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai secar umum dapat dibedakan atas dua macam:
o    Nilai penampilan (perfomance) yang dinyatakan dengan baik atau buruk
o    Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting atau tidak penting
c    Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
Contoh matrik hasil penilaian terhadap kekuatan dan atau kelemahan yang dimiliki oleh organisasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini
MATRIK KEKUATAN DAN KELEMAHAN ORGANISAISI








d    Menarik kesimpulan hasil penilaian
Pedoman yang dipakai untuk menarik kesimpulan dari hasil penilaian adalah sebagai berikut :
o    Apabila unsur kotak A, maka berarti unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu kekuatan organisasi.
o    Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak B, maka berati unsur yang dinilai tersebut merupakan salah satu dari kelemahan organisasi
o    Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak C, maka berarti unsur yang dinilai tersebut juga merupakan salah satu dari kelemahan organisasi, meskipun peranannya tidak sepenting unsur-unsur yang termasuk dalam kotak B.
o    Apabila unsur yang dinilai masuk dalam kotak D, maka berati unsur yang dinilai tersebuk merupakan salah satu dari kekuatan organisasi karena keadaanya memang telah baik.
2.    Melakukan analisis kesempatan organisasi
a    Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai
Biasanya unsur-unsur yang akan dinilai tersebut merupakan hal-hal baru
b    Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
3.    Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
MATRIK KESEMPATAN ORGANISASI

   



k




d menarik kesimpulan hasil penelitian
misal, apabila unsur yang di nilai masuk dalam kotak A, maka brarti unsur yang di nilai tersebut merupakan salah satu dari kesempatan organisasi. Karena memang unsur –unsur yang masuk dalam kotak A ini mempunyai daya tarik dan kemungkinan keberhasilan yang tingggi.
3   melakukan analisis hambatan organisasi
Untuk dapat melakukan analisis hambatan yang di hadapi oleh organisasi perlu di lakukan hal-hal sebagai berikut:
a.     Menetapkan unsur-unsur yang akan di nilai
Sama halnya dengan kesempatan, biasanya unsur-unsur yang akan di nilai merupakan hal-hal yang baru bagi organisasi. Misalnya perubahankebijakan pemerintah, perubahan keadaan sosial ekonomi penduduk, perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain sebagainya yamg seperti ini.
b.     memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan di nilai
nilai yang di berikan secara umum dapat di bedakan atas dua macam sebagai berikut:
•    Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of occurance) yang di nyatakan dengan sering dan jarang.
•    Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang di nyatakan dengan serius dan tidak.
MATRIK KELEMAHAN ORGANISASI
NILAI KOMBINASI ANALISIS SWOT
KESEMPATAN    HAMBATAN    NILAI KOMBINASI
A
A
B
D    D
A
D
A    Ideal business
Speculatif business
Mature business
Troubled business


c.     membuat matrik dari hasil penelitan yang di lalukan
d.    matrik kesimpulan hasil penelitian
Misal, apabila unsur yang di nilai masuk dalam kotak A, maka berarti  unsur yang di nilai tersebut merupakan salah satu dari hambatan organisasi, karena memang unsur-unsur yang masuk dalam kotakA ini sering muncul dan bersifat serius.





BAB III
PENUTUP

A.    kesimpulan
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (ThreathS). Dalam mempelajari analisis SWOT terdapat beberapa teknik, metode, dan stategi .


askep bermain anak

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya dihabiskan dengan aktivitas bermain. Filsuf Yunani, Plato, merupakan orang pertama yang menyadari dan melihat pentingnya nilai praktis dari bermain. Anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmatika melalui situasi bermain. Bermain dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak.   
B.Tujuan
a.Tujuan umum
Guna memenui kebutuhan dunia bermain anak selama dirumah sakit .jadi walaupun mereka dirawat dirumah sakit mereka juga perlu bermain untuk mengembangkan  kreativitas yang ada pada individu masing-masing dan mengekspresikan bakat dan kemampuan.
    b.Tujuan khusus
1.Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan anak selama sakit
2.mengeksppresikan keinginan,perasaan dan fantasi mereka
3.Dapat beradaptasi secara baik terhadap stress karena sakit  

C.Manfaat
Manfaat utama merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.

•Perkembangan Sensoris – Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun halus.

•Perkembangan Intelektual

Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan intelektua
•Perkembangan Social
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan belajar tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluasosialnya dilingkungan keluarga.
•Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk semakin berkembang 
•Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari perilakunya terhadap orang lain.
•Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab terhadap tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat atau benar/salah.
•Bermain Sebagai Terapi
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.Hal tersebut terutama terjadi pada anak yang belum mampu mengekspresikannya secra verbal. Dengan demikian, permainan adalah media komunikasi antar anak dengan orang lain, termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan orang tua dan teman kelompok bermainnya.




















BAB11
ISI
A. Tahapan Perkembangan Bermain
Pada umumnya para ahli hanya membedakan atau mengkatergorikan kegiatan bermain tanpa secara jelas mengemukakan bahwa suatu jenis kegiatan bermain lebih tinggi tingkatan perkembangannya dibandingkan dengan jenis kegiatan lainnya.
a. Jean Piaget
1) Permainan Sensori Motorik (± 3/4 bulan – ½ tahun) 
Bermain diambil pada periode perkembangan kognitif sensori motor, sebelum 3-4 bulan yang belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan bermain. Kegiatan ini hanya merupakan kelanjutan kenikmatan yang diperoleh seperti kegiatan makan atau mengganti sesuatu. Jadi merupakan pengulangan dari hal-hal sebelumnya dan disebut reproductive assimilation.
2) Permainan Simbolik (± 2-7 tahun)
Merupakan ciri periode pra operasional yang ditemukan pada usia 2-7 tahun ditandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura. Pada masa ini anak lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya . Seringkali anak hanya sekedar bertanya, tidak terlalu memperdulikan jawaban yang diberikan dan walaupun sudah dijawab anak akan bertanya terus. Anak sudah menggunakan berbagai simbol atau representasi benda lain. Misalnya sapu sebagai kuda-kudaan, sobekan kertas sebagai uang dan lain-lain. Bermain simbolik juga berfungsi untuk mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan pengalaman emosional anak. Setiap hal yang berkesan bagi anak akan dilakukan kembali dalam kegiatan bermainnya.
3) Permainan Sosial yang Memiliki Aturan (± 8-11 tahun)
Pada usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan games with rules dimana kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh peraturan permainan.
4) Permainan yang Memiliki Aturan dan Olahraga (11 tahun keatas)
Kegiatan bermain lain yang memiliki aturan adalah olahraga. Kegiatan bermain ini menyenangkan dan dinikmati anak-anak meskipun aturannya jauh lebih ketat dan diberlakukan secara kaku dibandingkan dengan permainan yang tergolong games seperti kartu atau kasti. Anak senang melakukan berulang-ulang dan terpacu mencapai prestasi yang sebaik-baiknya.
Jika dilihat tahapan perkembangan bermain Piaget maka dapat disimpulkan bahwa bermain yang tadinya dilakukan untuk keenangan lambat laun mempunyai tujuan untuk hasil tertantu seperti ingin menang, memperoleh hasil kerja yang baik.
b. Hurlock
Adapun tahapan perkembangan bermain mrnurut Hurlock adalah sebagai berikut:
1) Tahapan Penjelajahan (Exploratory stage)
Berupa kegiatan mengenai objek atau orang lain, mencoba menjangkau atau meraih benda disekelilingnya lalu mengamatinya. Penjelajahan semakin luas saat anak sudah dapat merangkak dan berjalan sehingga anak akan mengamati setiap benda yang diraihnya.
2) Tahapan Mainan (Toy stage)
Tahap ini mencapai puncknya pada usia 5-6 tahun. Antara 2-3 tahun anak biasanya hanya mengamati alat permainannya. Biasanya terjadi pada usia pra sekolah, anak-anak di Taman Kanak-Kanak biasanya bermain dengan boneka dan mengajaknya bercakap atau bermain seperti layaknya teman bermainnya.
3) Tahap Bermain (Play stage) 
Biasanya terjadi bersamaan dengan mulai masuk ke sekolah dasar. Pada masa ini jenis permainan anak semakin bertambah banyak dan bermain dengan alat permainan yang lama kelamaan berkembang menjadi games, olahraga dan bentuk permainan lain yang dilakukan oleh orang dewasa.
4) Tahap Melamun (Daydream stage)
Tahap ini diawali ketika anak mendekati masa pubertas, dimana anak mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain yang tadinya mereka sukai dan mulai menghabiskan waktu untuk melamun dan berkhayal. Biasanya khayalannya mengenai perlakuan kurang adil dari orang lain atau merasa kurang dipahami oleh orang lain.
Dari penjelasan di atas maka dapat dipahami, bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan spontan, dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik, melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistematik dengan hal-hal diluar bermain(seperti perkembangan kreativitas), dan merupakan interaksi antara anak dengan lingkungannya, serta memungkinkan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya tersebut. Masa bermain pada anak memiliki tahap-tahap yang sesuia dengan perkembangan anak, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor dan sejalan juga dengan usia anak.

B.Proses kegiatan bermain 
Uraikan kegiatan bermain yang akan dilakukan. Ingat bahwa perawat hanya sebagai fasilitator dan kegiatan bermain harus dilakukan secara aktif oleh anak dan orang tuanya. Kegiatan bermain yang dijalankan mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila permainan akan dilakukan dalam kelompok, uraikan dengan jelas aktivitas setiap anggota kelompok dalam permainan dan kegiatan orang tua setiap anak. Alat permainan yang digunakan tidak harus yang baru dan bagus. Gunakan alat permainan yang dimiliki anak atau yang tersedia di ruang perawatan. Yang penting adalah alat permainan yang digunakan harus menggambarkan kreativitas perawat dan orang tua, serta dapat menjadi media untuk eksplorasi perasaan anak.

C.Evalusi
Selama kegiatan bermain respons anak dan orang tua harus diobservasi dan menjadi catatan penting bagi perawat, bahkan apabila tampak adanya kelelahan pada anak permainan tidak boleh di teruskan. Proses dalam melakukan permainan merupakan hal yang terpenting, bukan semata-mata hasilnya.Jangan melanjutkan permainan bila terjadi kelelahan pada anak dan menimbulkan rasa bosan,biarkan anak memilih permainan yang mereka sukai .Dengan membiarkan anak-anak bermain menurut keinginannya hasilnya akan lebih optimal dan mengurangi rasa bosan selama dirawat dirumah sakit.





















BAB III

Kesimpulan

    Bermain merupakan kebutuhan dasar bagi anak-anak dimanapun mereka berada termasuk saat mereka ada dirumah sakit bukan menjadi halangan bagi mereka untuk tidak mendapatkan kebutuhan akan bermain .Dengan tetap bermain anak-anak masih dapat mendapatkan kebutuhan dasar mereka.Permainan yang dilakukan tentunya harussesuai dengan keadaan pasien jangan memaksakan atau meneruskan permainan bila anak capek dan mulai jenuh.
.

askep persepsi sensori

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Setiap individu memahami berbagai pengalaman melalui panca indra atau dalam terminologi NLP dikenal sebagai VAKOG (Visual, Auditory, Kinesthetic, Olfactory dan Gustatory). Setelah berusia dua belas tahun, umumnya individu memiliki preferensi dari kelima jalur informasi tersebut, umumnya di antara tiga jalur berikut; Visual, Auditory atau Kinesthetic. Pemilihan jalur tersebut juga tergantung pada material yang dipelajari individu. Seorang musisi lebih cenderung menggunakan jalur pendengaran dibandingkan dua jalur yang lain. Pemahaman akan hal ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik karena menentukan efektifitas proses pembelajaran.
Otak manusia juga menggunakan metode kerja dari kelima jalur informasi tersebut dalam memproses dan mengambil kembali berbagai informasi yang telah dipelajari. Individu umumnya mampu memvisualisasikan, berbicara dengan dirinya sendiri, merasakan (secara fisik atau emosional), membedakan berbagai rasa, membedakan berbagai aroma dan masih banyak lagi. Setiap individu memiliki preferensi yang berbeda saat memproses informasi dan menindaklanjuti hasil pemikirannya dalam bentuk tindakan atau eksperesi. Perbedaan ini dapat dengan jelas anda perhatikan salah satunya melalui bahasa sensorik(sensory language) yang digunakan, seperti; "Masalah itu terasa seperti beban yang sangat berat di pundak saya." (Kinesthetic) "Dapatkah anda membayangkan apa yang sedang saya bicarakan?" (Visual) "Hal tersebut terdengar tidak asing bagi saya." (Auditory).





BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian persepsi sensori
persepsi sensori adalah proses  memilih, mengatur, dan menafsirkan rangsangan sensorik yang membutuhkan fungsi organ utuh dan rasa, jalur saraf, dan otak.
2.2    Persepsi sensori normal
Sensori persepsi tergantung pada reseptor sensorik, sistem mengaktifkan retikuler (RAS), dan berfungsi sebagai jalur saraf ke otak. ras pengaruh kesadaran rangsangan, yang diterima melalui panca indera: penglihatan, pendengaran, sentuhan, bau, dan rasa.indra viseral dirangsang internal sedangkan retikular mengaktifkan RAS(retikular activing system).Ras bertanggung jawab untuk menyatukan informasi dengan otak kecil dan bagian lain otak dan organ-organ indra.RAS kerjanya sangat selektif,misalnya:orang tua dapat terbangun karena mendengar suara tangisan bayinya tapi sebaliknya mereka masih dapat tertidur saat ada suara keras dari luar.
2.3    Cara kerja persepsi sensori
Fungsi sensori dimulai dari penerimaan stimulus oleh indra.indra kita mendapat rangsangan dari luar yang meliputi:pendengaran,pengelihatan,penciuman,perasa dan perabaan.sedangkan organ reseptornya adalah mata,telinga,hidung,lidah dan ujung saraf kulit.sedangkan rangsangan dari dalam yaitu rangsangan ujung saraf tepi dari kulit kita dan jaringan tubuh .rangsangan yang diterima seseorang dipengarui oleh kesadaran seseorang yang dapat mempengarui organ-organ lain.setelah rangsangan disalurkan kemudian ditangkap oleh RAS .
    karateristik persepsi sensori normal
    Pengelihatan
dikaitkan dengan ketajaman visual pada atau 20/20 dekat, ladang penuh pengelihatan, dan warna (merah, hijau, biru).
    Pendengaran
dikaitkan dengan ketajaman pendengaran suara di sebuah intensitas dari 0 hingga 25 dB, dengan frekuensi 125 sampai 8.000 siklus per detik.
    Rasa
melibatkan kemampuan untuk asam, asin membedakan, manis, dan pahit
    Bau
melibatkan  bau primer, bunga, permen, ringan, tajam
    Indera somatik
 termasuk diskriminasi dari sentuhan, tekanan, getaran, posisi, menggelitik, suhu, dan nyeri.
2.4    Pola normal persepsi sensori
•    Facstasis
Setiap orang memiliki zona nyaman sendiri nya. zona kenyamanan ini bervariasi dari orang ke orang dan rentang di mana seseorang atau dia tampil di puncak stasis Sensor.puncak statis sensori adalah keadaan optimal gairah-tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. RAS dipandang oleh beberapa ahli teori sebagai monitor untuk sensor keseimbangan statis.
•    Adaptasi
Reseptor sensoris beradaptasi terhadap rangsangan berulang -ulang . dan setelah membutuhkan dua periode waktu yang diperlukan penting untuk membantu seseorang mengatasi dengan stimulus baru.
•     Lead time  adalah setiap orang perlu waktu untuk mempersiapkan sebuah event secara emosional dan fisik.
•    After burn  adalah waktu yang diperlukan untuk memikirkan, mengevaluasi, dan datang untuk berdamai dengan aktivitas setelah itu terjadi.
Jumlah waktu yang diperlukan memimpin dan setelah membakar berbeda untuk setiap orang waktu. Timbal dan setelah membakar membantu proses rangsangan orang sehingga ia dapat merespon dengan tepat tanpa menjadi kewalahan.
2.5  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sensori
Environment Lingkungan
•    Sensory stimuli dalam lingkungan mempengaruhi pancaindera.Sebagai contoh, seorang guru tidak mungkin melihat kebisingan di lingkungan yang bising secara konsisten, seperti kantin sekolah.Tetapi guru yang sama dapat melihat televisi keras ditetapkan sangat berbeda dalam dirinya sendiri atau rumah, yang biasanya tenang.
Pengalaman sebelumnya
•     Hal ini mempengaruhi pancaindera dalam bahwa orang-orang menjadi lebih waspada terhadap rangsangan yang membangkitkan respon kuat
•    Sebagai contoh, seseorang mungkin dorongan untuk bekerja dengan rute yang sama setiap hari, melihat kecil sepanjang jalan.Seseorang bisa mendengarkan radio inattentively sampai lagu favorit akan diputar, kemudian mendengarkan setiap kata.  Sebuah pengalaman baru, seperti rawat inap, dapat menyebabkan klien untuk mengerti rentetan mengancam rangsangan baru.
Gaya Hidup dan Kebiasaan
•     Satu orang dapat menikmati gaya hidup yang dikelilingi oleh banyak orang, perubahan yang terlalu sering, lampu terang, dan kebisingan. Another person may prefer less contact with crowds, less noise, and a slow-paced routine. Orang lain mungkin lebih suka kontak dengan orang banyak kurang, suara kurang, dan rutinitas yang serba lambat. Orang dengan gaya hidup yang berbeda merasakan rangsangan berbeda.
•     Rokok merokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah, penurunan sensori persepsi rasa penyalahgunaan alkohol kronis. Dapat mengakibatkan neuropati perifer, gangguan fungsional sistem saraf perifer yang menyebabkan penurunan sensorik.
Penyakit  yang mempengarui persepsi sensori
•     penyakit tertentu mempengaruhi persepsi indera dan. Diabetes menyebabkan perubahan hipertensi di pembuluh darah dan syaraf, menyebabkan defisit visual dan penurunan sensasi sentuhan di kaki.gangguan Cerebrovascular mengganggu aliran darah ke otak, mungkin memblokir persepsi sensorik,. Rasa kelelahan, dan stres yang disebabkan oleh penyakit juga mempengaruhi persepsi rangsangan.
Pengobatan yang mempengarui persepsi sensori
•     Beberapa antibiotik, termasuk streptomisin dan gentamisin, dapat merusak saraf pendengaran, merusak pendengaran. sistem saraf pusat (SSP) depresi, seperti analgesik narkotika, penurunan kesadaran dan merusak persepsi rangsangan.
2.6 Variasi rangsangan
•    Jika seseorang mengalami lebih dari stimulasi sensorik yang digunakan untuk dapat memahami, marabahaya dan kelebihan indera dapat terjadi.
•    Di sisi lain, jika seseorang mengalami kurang dari stimulasi biasa, orang yang di bawahnya optimal negara atau tentang gairah dan mungkin beresiko kekurangan indra.
•     Reaksi membebani indera indera atau kurang tantangan khusus yang perawat sering hadapi dalam diri mereka sendiri dan klien. Sensory berlebih dan kekurangan dapat menyebabkan persepsi, kognitif, dan masalah decisional. Ketika RAS yang kewalahan dengan input, seseorang mungkin mengalami kelebihan indera dan merasa bingung, cemas, dan tidak dapat diambil tindakan yang konstruktif. Ketika RAS gagal untuk mengenali rangsangan karena berada di bawah ambang batas atau tidak memiliki makna yang relevan dengan orang, perampasan sensorik dapat terjadi, dan seseorang mengalami depresi, gelisah, dan halusinasi
2.7    macam macam persepsi sensori
Sensory overload
•    Hal ini terjadi ketika seseorang tidak mampu mengelola proses atau intensitas atau kuantitas rangsangan sensorik yang masuk. Orang yang merasa di luar kendali dan kewalahan oleh input yang berlebihan dari lingkungan aktivitas rutin. dalam pengaturan kesehatan dapat berkontribusi untuk overload sensorik pada klien.
•    Kegiatan ini terbagi menjadi tiga kategori utama:
•     faktor internal
•     informasi, dan
•    lingkungan
    Faktor internal seperti berpikir tentang operasi atau arti dari diagnosis medis, dapat memberikan kontribusi kecemasan dan kelebihan kognitif sehingga orang tersebut tidak dapat memproses rangsangan tambahan. Sakit, pengobatan, kurang tidur, khawatir, dan cedera otak juga dapat berkontribusi kerentanan seseorang untuk kelebihan indera.
    informasi Hal ini menanamkan informasi kepada klien dapat menyebabkan sensory overload. Beberapa contoh termasuk pengajaran klien tentang prosedur, memberitahukan klien tentang diagnosis, membuat permintaan klien, atau membantu klien memecahkan masalah. Kecemasan sehubungan dengan diagnosa medis, prognosis, dan pengobatan dapat memberikan kontribusi dan kelebihan indera. Lights aktivitas sering dapat menyebabkan overload sensorik pada bayi yang baru lahir dini di unit perawatan intensif neonatal.
    Lingkungan; Lingkungan instansi kesehatan memberikan yang lebih tinggi dari jumlah rangsangan indra biasa. Klien baru masuk rumah sakit, misalnya, mungkin harus menyesuaikan diri menghadapi teman sekamar baru, setelah televisi pada biasa, terang lampu dari lebih, sistem paging, rapat anggota staf banyak, memiliki tempat tidur bergerak naik dan turun pada seseorang lain penawaran, menunggu seseorang untuk menjawab panggilan cahaya, nyeri tidak terkontrol, dan memiliki sentuhan tidak menghormati orang asing dan daerah tubuh pribadi. Klien di unit perawatan intensif sering menunjukkan gejala kelebihan indera karena tingkat tinggi cahaya, kebisingan, dan aktivitas di sekitar jam.
 Sensory Perampasan
•    Meskipun pencabutan sensorik dapat dianggap sebagai kebalikan dari kelebihan indera
•     Sensory perampasan umumnya berarti mengurangi atau kurangnya rangsangan sensorik yang bermakna, indera masukan monoton, atau interferensi dengan pengolahan informasi.
 Deprivasi sensorik (di bawah stimulasi)
Ini bisa sama mengganggu sebagai kelebihan indera dan. Kognitif kerusakan emosional dapat terjadi saat rangsangan berkurang di bawah ini optimal tingkat seseorang rangsangan. Salah satu sumber yang sama kekurangan indra adalah penurunan mendadak dalam rangsangan ketika bergerak seseorang akan cepat-ke lambat-mondar-mandir lingkunganSetiap orang toleransi dan reaksi terhadap suatu mengurangi atau kurangnya rangsangan sensorik yang berarti berbeda, tapi klien dengan kasus-kasus ekstrim mengalami kesalahan persepsi kotor peristiwa dan perubahan kepribadian. Setiap saat klien mengalami gangguan dengan atau berkurangnya masukan sensorik, orang yang mungkin beresiko kekurangan indra.
•     Dalam kejadian seperti di rumah sakit ke dalam dua kategori umum:
•    Dirubah perresepsi sensori
•     dirampas lingkungan
1.Diubah peresepsi sensori
•    Terjadi dalam kondisi seperti cedera tulang belakang,
•    kerusakan otak, perubahan organ reseptor, kurang tidur, dan penyakit kronis. Seseorang tidak menerima input sensorik yang memadai karena interferensi dengan sistem saraf yang kemampuan untuk menerima dan memproses rangsangan.
2. Dicabut lingkungan
•    Hal ini dapat memiliki efek negatif terhadap's sensor stasis seseorang. Seseorang yang bergerak atau terisolasi karena alasan apapun ini dirampas dari jumlah biasa rangsangan dan bisa menunjukkan manifestasi dari deprivasi sensorik
Dampak dari Persepsi Sensori yang berubah  Fungsi
•    Kegelisahan
•    Dampak terhadap Disfungsi kognitif, yang merupakan Gangguan dalam mengingat, penalaran, dan pemecahan masalah dapat terjadi dengan kelebihan indera.
•    Halusinasi dan Delusions (keyakinan tidak didasarkan pada realitas) mencerminkan kebutuhan bawah sadar atau takut
•    Sensory Defisit
•     Depresi dan penarikan
Aktivitas Hidup Harian
•    disfungsi persepsi sensori mungkin memiliki dampak terhadap aktivitas hidup sehari-hari (ADLs) toilet. Visual defisit menyebabkan masalah perawatan diri dengan kegiatan sebagai dasar berpakaian,, dan menyiapkan makanan.Mendengar defisit dapat membatasi orang dari menonton televisi, mendengarkan radio, dan menjawab telepon. bahaya Keselamatan juga ada untuk yang tuna rungu.
•     Orang-orang dengan rasa dan bau defisit mungkin kehilangan minat makan.
•    Mereka yang memiliki defisit sensorik yang melibatkan sentuhan beresiko untuk luka bakar dan luka pada kaki.Bergerak di luar rumah mungkin mustahil tanpa bantuan khusus atau bantuan.
•    Banyak pekerjaan dilarang untuk orang dengan defisit sensorik, ex: mengemudi mungkin tidak diperbolehkan.
•     Hal ini semakin membatasi lingkungan di mana mereka dapat bergerak dengan aman, membuat mereka tergantung pada orang lain. Jika orang yang terkena adalah pengurangan atau hilangnya pendapatan dapat terjadi. Orang dengan disfungsi kognitif dari kelebihan indera atau kurang mungkin menunjukkan penilaian buruk dan pemecahan masalah selama kegiatan sehari-hari, meningkatkan kebutuhan bagi anggota keluarga untuk memantau kegiatan dan keputusan. Semua kekhawatiran ini terjadi tekanan pada keluarga untuk mengatasi indra
2.8  Faktor-faktor risiko untuk disfungsi Sensori Persepsi di Lingkungan Healthcare
Sensory Overloap
•    ICU atau intermediate unit
•    Lampu terang 
•    Penggunaan ventilator mekanik
•    Penggunaan EKG monitor
•     Penggunaan oksigen
•     Penggunaan infus
•    Peralatan lainny
Sensory Perampasan
•    Membalut mata
•    Istirahat di tempat tidur
•    Sensory terdapat alat (alat bantu dengar, kacamata)
•    Isolasi tindakan pencegahan
•     Beberapa pengunjung

2.9     Diagnostik Pernyataan:
perseptual perubahan keadaan di mana seseorang mengalami perubahan dalam jumlah atau pola dari stimulus yang lewat, disertai dengan berlebihan,, terdistorsi, atau mengalami penurunan respon terhadap rangsangan tersebut berkurang (NANDA, 1999).
Interaksi  Perawat-Klien 
Ini mendorong fungsi kesehatan indra.Klien beresiko kekurangan indra mungkin perlu sering interaksi yang diprakarsai oleh perawat.
Contoh mendorong  stimulasi Sensor  Persepsi
•    Menyediakan stimulus eksternal berarti dapat membantu klien mengatasi sensor 'kekurangan atau defisit sensorik sebagai; memainkan televisi atau radio sesekali. Bermain tennice,
•    Mendorong penggunaan jam dan kalender,
•    Mendorong klien untuk berpakaian atau hari kegiatan, sampai meletakkan foto
•    Mendorong pengunjung, membuka tirai, dan menyalakan lampu.
•     Rencana: tempat tidur atau kursi agar klien dapat melihat atau mendengar kegiatan di daerah tersebut.









BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan persepsi sensori merupakan kebutuhan manusia dimana merupakan proses memilih,menafsirkan yang membutuhkan alat indra yang meliputi pengelihatan,pendengaran,perabaan dan perasaan.pemenuhan kebutuhan persepsi sensorik sangat dibutuhkan untuk berbagai hal dianjtaranya yaitu dalam komunikasi antara perawat dengan pasien.adanya gangguan pada alat indra mempengarui persepsi sensori seseorang dan persepsi setiap orang berbeda-beda yang dipengarui oleh beberapa hal diantaranya lingkungan,pengalaman sebelumnya,gaya hidup,penyakit dan jenis pengobatan seseorang.















Daftar pustaka
1.    /search?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen US%3Aofficial&channel=s&hl=id&source=hp&q=contoh+pemenuhan+kebutuhan+persepsi+sensorik&meta=&btnG=Google+Penelusuranraga.avaible from http://www.google.co.id accesed on 26 maret 2010
2.    Avaible from http://faculty.ksu.edu.sa/hikmetq/Adult/Concept%20of%20Sensory%20Alteration.ppt accesed on 26 maret 2010
3.    wikipedia.org/wiki/NLP Avaible from /htmld.wikipedia.org/wiki/NLP accesed on 26 maret 2010

askep meningitis

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningan otak dan medula spinalis.gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri atau infeksi sekunder seperti sinusitis , otitismedia , pnenoumonia,endokarditis dan osteomieleris.organisme yang merupakan penyebab umum meningitis meliputi : Neisseria meningitis (meningitis meningokok) , Hemophilus influenza ,dan Steptokokus pneumonia (organisme ini bisanya terdapat dinasofarinng).organisme penyebab meningitis yang sering menyerang bayi pada (sampai usia 3 bulan) adalah Escherichia coli dan Listeria monocytogenes.berdasarkan penyebabnya meningitis dapat dibagi menjadi:meningitis aseptip(asaeptik meningitis)yang disebabkan oleh virus,meningitis non non infeksius yang dissebabkan oleh daran diruang subaraknoid.dan meningitis bakterial(bakterial meningitiss) yang disebabkan oleh berbagai macam bakteri.
B.    TUJUAN
•    Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian meningitis , penyebab terjadinya meningitis serta penatalaksanaan meningitis.
•    Tujuan khusus
1.    Mampu menjelaskan pengertian meningitis
2.    Mampu menjelaskan penyebab meningitis
3.    Mampu menjelaskan menifestasi klinis meningitis
4.    Mampu menjelaskan penatalaksaan meningitis
C.    MANFAAT
1.    Agar mahasiswa mampu menjelaskan pengertian meningitis
2.    Agar mahasiswa mampu menjelaskan penyebab meningitis
3.    Agar mahasiswa mampu menjelaskan menifestasi klinis meningitis
4.    Agar mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan meningitis


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Meningitis adalah radang umum araknoid dan piameter disebabkan bakteri,virus,riketsia,atau protozoa,yang dapat terjadi secara akut dan kronos.hampir semua bakteri yang masuk kedalam tubuh menyebabkan meningitis.ketika organisme patogen memasuki daera subaraknoid,terrjadi reaksi inflamasi berupa CSS berwarna kelabu,fommasi eksudat,perubahan arteri subaraknoid,dan kongesti jaringan.pia meter menjadi tebal dan berbentuk adhesi terutama didaerah sistem basal.pada tahap awal meningitis terjadi perubahan struktur otak.
B.    ETIOLOGI
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.macam-macam penyebab meningitis:
 Meningitis Bakterial
    Adalah reaksi keradangan yang mengenai salah satu atau semua selaput meningen disekeliling otak dan medula spinalis. Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah Eschericia Coli, Streptococcus group B, L. monocytogenesis, Haemofilus influenza, Stapilokokus pneumoniae ,Nersseria meningitidis, Stapilokokus Aureus, Stapilokokus Epidermidis, Gram negative bacilli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.
Meningitis Tuberkulosa
    Adalah reaksi keradangan yang mengenai salah satu atau semua selaput meningen disekeliling otak dan medula spinalis yang disebabkan oleh karena kuman tuberkulosa.
Meningitis Virus
    Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.
C.    PATOFISIOLOGI
Infeksi langsung dengan adanya penetrasi trauma seperti fraktur tengkorak dan luka tembak.fraktur tengkorak dengan kerusakan SSP merupakan penyebab utamma meningitis.infeksi yang dekat dengan meningen berpotensial menimbulkan meningitis seperti sinusitis , mastoiditis , otitis media (infeksi telinga tengah) , dan osteomeolitis,pada tulang tengkorak.infeksi menyebar secara limfogen (melalui kelenjar limfa kemedula spinalis atau retroperitonial.cacat bawaan khususnya mielominingokel(meningomyecole).memungkinkan terjadinya infeksi.

D.    FAKTOR PREDISPOSISI
1.    Trauma kepala
2.    Infeksi sistemik
3.    Infeksi setelah pembedahan
4.    Kelainan anatomi
5.    Penyakit sisyemik lain

E.    MENIFESTASI KLINIS
Menifestasi klinis yang timbul pada meningitis bakterial berupa sakit kepala ,lemah,mengigil,demam,mual,muntah,nyeri punggung,kaku kuduk,kejang,peka pada awal serangan,dan kesadaran menurun menjadi koma.
Gejala  ini ngitisakut berupa bingung,stupor,semi koma,peningkatan suhu tubuh sedang,frekuensi nadi dan denyut jantung meningkat.TD biasanya normal,klien biasanya menunjukkan gejala iritasi meningeal seperti kaku pada leher,tanda brudziknsi posotif ,dan tanda kerning positif.secara spesifik Dibagi dalam 3 stadium :
1.    Keluhan non spesifik
•    Pada awal penyakit : Kelemahan umum, Apatis, Anoreksia, Nausea, Demam (subfebril), Nyeri kepala yang kumat-kumatan, Nyeri pada otot-otot. Bingun yang kumat-kumatan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku dan kaku kuduk biasanya terjadi 1 – 3 minggu sesudah keluhan
2.    Stadium rangsang meningeal
•    Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit klien terjadi Nyeri kepala bertambah, Vomiting, Irritabel, Kebingungan bertambah, kelumpuhan syaraf otak, Hidrosefalus, Penurunan kesadaran (stupor), Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI, Papil edema yang ringan. Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata klien, Terjadi vaskulitis dan gangguan fokal, Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot serta kemungkinan Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia. Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis. Takikardia
3.    Stadium lanjut
•    Kebingungan bertambah, delirium berfluktuasi dan gejala fokal makin menghebat dan nyata.

F.    PENCEGAHAN
    Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.

G.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Dalam rangka menegakan diagnosa meningitis bakterial,perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang,yaitu:
1.    Hitung darah lengkap dengan perbedaananya:menunjukkan adanya peningkatan sel darah putih dan neutrofil
2.    Kultur darah:mengindikasikan adanya mikroorganisme
3.    Lumbal pungsi dengan kultus CSS:peningkatan hitung sel,mengindikasikan adanya mikroorganisme
4.    MRI atau CT-Scan dengan atau tanpa kontras:untuk mengetahui adanya kelainan
H.    KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi pada meningitis bakterial adalah sebagai berikut:
1.    Ventrikulus atau abses intraserebral dapat menyebabkan obstruksi pada CSS dan mengalir keforamen antara ventrikel dan cairan serebral sehingga menyebabkan hidrosefalus.eksudasi purullen yang menyebabkan penurunan CSS didalam granulasi arakhnoid juga dapat menyebankan hidrosefalus.
2.    Trombosis septik dari vena sinus dapat terjadi,mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial yang dihubungkan dengan hidrosefalus.
3.    Kelumpuhan saraf kranial merupakan komplikasi umum pada meningitis bakterial.
4.    Stroke dapat mengakibatkan gangguan atau kerusakan hemisfer  pada batang otak
5.    Subdural empiema akibat infeksi
6.    Komplikasi lanjutan yang dapat dialami oleh klien adalah menjadi tuli akibat kerusakan saraf kranial VIII
7.    Kerusakan serebral pada anak-anak akibat meningitis,khususnya dengan infeksi H.influenza dapat mengakibatkan retradasi mental
I.    PENATALAKSANAAN MEDIS
Tabel terapi meningitis
Lumbal pungsi dilakukan untuk menegakkan diagnosis meningitis bakterial.beberapa perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan lumbal pungsi yaitu:
•    Satu setsteril lumbal pungsi
•    Sarung tangan karet steril
•    Xylocain 1-2 %
•    Band-aid (pembalut)
Tindakan keperawatan yang dilakukan:
1.    Fase persiapan
1.    Belum melakukan prosedur,kosongkan kandung kemih dan usus(keluarkan urin dan feses)
2.    Lakukan tindakan secara bertahap sesuai prosedur
3.    Untuk posisi terlentang,atur klien dalam posisi miring dengan bantal dibawah kepala dan diantara kaki.klien harus diletakkan pada tempat yang datar
4.    Intruksikan klien miring dengan dengan punggung membungkuk dan kaki ditekuk ke abdomen dengan kedua taangan perawat membantu klien mengaatur posisi dengan menahan lutut dan leher dibelakang
5.    Bantu klien mempertahankan prosedur sambil dilakukan pemeriksaan
6.    Untuk posisi duduk,beritahu klien mempertahankan postur sambil dilakukan pemeriksaan
Rasional
1.    Untuk memberikan rasa nyaman
2.    Menilai kembali klien dan menjalin kerja sama
3.    Tulang punggung mengatur posisi horisontal.bantal diantara kedua kaki mencegah kaki bagian atas jatuh ke depan
4.    Posisi ini memberikan pelebaran maksimal permukaan dan memudahkan jalan masuk kedalam permukaan subaraknoid
5.    Mendukung klien mencegah gerakan yang mendadak,yang dapat menimbulkan trauma (perdarahan) dan memberikan diagnosis yang tepat
6.    Memungkinkan klien dan mereka yang sulit mengatur posisi samping.posisi ini memungkinkan identifikasi yang lebih akurat pada proses pemeriksaan lumbal.
2.    Fase kerja
1.    Bersihkan permukaan kulit dengan cairan antiseptik,lakukan anestesi lokal dengan obat anestesi lokal dengan obat anestesi pada permukaan kulit dan subkutan
2.    Jarum pungsi spinal dilalukan lumbal 3 dan lumbal 4 .jarum dimasukkan hingga mengenai ligamentum flavum dan jarum masuk kepermukaan araknoid.manometer dihubungkan dengan jarum pungsi spinal.
3.    Sesudah jarum masuk kepermukaan subaraknoid,bantu klien meluruskan tangan secara perlahan
4.    Intruksikan klien untuk bernafas secara perlahan (tidak menahan nafas) dan tidak bicara
5.    Akan terbaca pada batas tertentu cairan kolum sesudah istirahat
6.    Sekutar 2-3ml cairan spinal dimasukkan kedalam ketiga tabung.aamati dan bandingkan dan analisis labolatorium
Rasional
1.    Mengurangi resiko kontaminasi dan peningkatan nyeri
2.    Lumbal 3 dan lumbal 4 dibawah batas medula spinalis
3.    Manuver ini mencegah penurunan tekanan intraspinal palsu.tegangan otot dan kompresi abdomen memerikan tekanan palsu
4.    Hiperventilasi bisa lebih rendah yang menunjukkan peningkatan tekanan tekanan darah.berbicara dapat meningkatkan tekanan intrakranial
5.    Dengan bernafas secara  normal terjadi fluktasi cairan spinal didalam manometer.baatas normal tekanan cairan spinal pada klien dengan posisi recumbent yaitu 70-200mlH2O
6.    Cairan spinal berwarna bening dan tidak berwarna .cairan spinal yang mengandung darah menunjukkan kontusi serebral,laserasi,perdarahan subaraknoid atau trauma
Lumbal manometric test
1.    Manset spigmomanometer dilingkarkan pada leher klien dan menaikkan tekanan sebesar 20mmHg (atau dengan bantuan tekanan vena jugular atau vena selama 10 menit)
2.    Tekanan dapat terbaca dengan interval 10 detik
3.    Selain jarum dicabut ,pasang pembalut pada bekas tusukan jarum lumbal pungsi
Rasional
1.    Pemeriksaan ini dilakukan ketika blokage pada subaraknoid diperkirakan (tumor,fraktur vetebra,atau dislokasi).pada orang yang normal terjadi peningkatan CSS yang cepat sebagai respon tekanan vena jugular seberapa normal kembali ketika kompresi dilepaskan.jika tekanan vena jugular menurun atau meningkat secara perlahan ,berarti blokade berhubungan dengan lesi kompresi jaringan subaraknoid.pemeriksaan ini dilakukan jika diperkirakan terdapat lesi intrakranial.
3.    Fase follow up
1.    Sesudah melakukan tindakan klien diminta berbaring terlentang sekitar 3 jam
Rasional
1.    Memungkinkan jaringan sepanjang tusukan jarum bersatu mencegah CSS keluar




BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
1.    Riwayat infeksi terakir (infeksi saluran nafas atas ,telinga,sinus),prosedur,atau trauma yang dapat menembus sistem saraf
2.    Sakit kepala,sakit punggung,kaku leher
3.    Demam dan muntah yang cenderung pada penderita anak-anak
4.    Perubahan status mental
5.    Tanda-tanda iritasi meningen:kaki kuduk,brudzinski’s sign dan kerning’s positif
6.    Ruam patekia atau purpuria,yang mengindikasikan meningitis
7.    Pada bayi yang kurang dari 2 bulan dapat mengalami peka rangsangan ,letargi,muntah,makan buruk,kajang,menangis melengking,demam atau hipotermia.bayi yang berumur 2 tahun dapat mengalami peka rangsang,lerargi,muntah,makan buruk,kejang,menangis melengking,demam atau hipotermia,perubahan pola tidur,fontanel cekung,demam,tanda-tanda iritasi meningen.sedangkan anak diatas 2 tahun mengalami tanda dan grjala hampir sama dengan orang dewasa
B.    Diagnosis dan intervensi keperawatan
1.    Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi dan edema serebral.ditandai dengan:
DS    :klien atau keluarga mengatakan demam
DO    :peningkatan suhu tubuhterdapat tanda-tanda karakteristik iritasi meningen yaitu kaku kuduk,brudzinski’s sign dan kerning’s sign positif
INTERVENSI
Berikan kompres pada pasien
Beritahukan pasien untuk tidak banyak melakukan aktivitas dan memakai baju yang dapat mempermudah panas keluar
Anjurkan pasien banyak minum air putih
Monitor suhu tubuh secara teratur
Berikan antibiotik sesuai terapi
Berikan antipiretik sesuai terapi
EVALUASI
Suhu tubuh kurang dari 38
2.    Risiko kekurangan  volume cairan yang berhubungan demam dan intake cairan yang kurang.ditandai dengan:
DS    :klien atau keluarga mengatakan sulit minum
DO    :mata cekung,turgor kulit berkurang,ubun-ubun pada bayi berkurang,peningkatan suhu tubuh,mukosa lendir mulut kering
Intervensi
Berikan cairan IV sesuai progam,cegah kelebihan cairan yang dapat memperburuk odeem cerebral
Monitor input dan output ketat
EVALUASI
Tanda vital dan CVP stabil
3.    Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan proses infeksi dan edema serebral.ditandai dengan:
DS    :
DO    :peningkatan suhu tubuh,terdapat tanda-tanda iritasi meningen
Perubahan status mental,sakit kepala,CT-scan atau MRI abnormal
INTERVENSI
Tujuan:perfusi jaringan serebral membaik
1.    Kaji tingkat kesadaran dan tanda vital dengan menggunakan parameter neurologi secara teratur(GCS)
2.    Atur lingkungan yang aman dan tenang untuk mencegah agitasi yang dapat meningkatkan TIK ,kejang,gangguan pernafasan yang menandaka kegawatan
EVALUASI
Klien dapat dengan  mudah menerima rangsangan
4.    Nyeri berhubungan dengan iritasi meningen.ditandai dengan
DS    :klien mengatakan sakit kepala
DO    :ekspresi wajah menyeringai,menahan sakit,perubahan tanda vital,berkeringat,CT-scan atau MRI abnormal
INTERVENSI
Tujuan:mengurangi nyeri
a.    Berikan analgesik sesuai terapi,monitor respon klien
b.    Bantu posiisi yang  nyaman engan leher diekstensikan
EVALUASI
Klien mengatakan nyeri hilang
















Carpenito, Lynda Juall. (2004). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC, Jakarta.

Brunner / Suddarth., (2004). Medical Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia.

Batticca B. fransisca. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Diknakes, Jakarta.

Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
               (2004). Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius.
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormon tersebut. remaja biasanya tidak mau lagi dikatakan sebagai kanak-kanak namun remajapun belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa jika dilihat dari berbagai kesiapan yang mereka miliki. Berbagai perubahan fisik yang terjadi pada remaja merupakan proses yang alamiah, yang akan dilalui oleh semua individu. Namun seringkali ketidaktahuan remaja terhadap perubahan itu sendiri membuat mereka hidup dalam kegelisahan dan perasaan was-was. Ditambah dengan perubahan konsep diri dan pencarian identitas diri maka akan banyak permasalahan yang muncul jika mereka tidak dibimbing dengan baik untuk melewati masa tersebut. Proses pencarian identitas diri tersebut harus mendapat bimbingan dari orang sekelilingnya agar mereka dapat tumbuh menjadi remaja yang bertanggung jawab.Bimbingan orang tua terhadap anak pada usia remaja sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui perkembangan fisik remaja.




BAB II
ISI
A.    Pengertian Remaja
    Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan  tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan. Ada pula yang menyebutkan istilah adulescento (latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO). Sementara United Nations (UN) menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.Individu pada masa tersebut akan mengalami situasi pubertas di mana ia akan mengalami perubahan yang mencolok secara fisik maupun emosional/psikologis. Secara psikologis masa remaja merupakan masa persiapan terakhir dan menentukan untuk memasuki tahapan perkembangan kepribadian selanjutnya yaitu menjadi dewasa.
B.    Perubahan pada remaja
Remaja akan mengalami perubahan-perubahan yang cukup menyolok dibandingkan masa sebelumnya yaitu masa anak-anak. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, baik yang bisa dilihat dari luar maupun yang tidak kelihatan. remaja juga mengalami perubahan emosional yang kemudian tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan kepribadian pada masa ini dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan sekolah maupun teman-teman pergaulan di luar sekolah. Disamping itu pengaruh lain yang berasal dari pesatnya kemajuan teknologi informasi baik media cetak maupun media ekektronika. Wawasan dan pengetahuan tentang hal-hal tersebut akan mempengaruhimu dalam proses mencari jati diri.
     Perubahan remaja meliputi
1.    Perubahan eksternal
2.    Perubahan internal
     Perubahan eksternal
Tubuh akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir. Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja (perempuan) dan remaja (laki-laki) memasuki usia antara 9 sampai 15 tahun, pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi atau berketurunan Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah
    Tinggi Badan (Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya.Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidakmendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakitsehingga pertumbuhannya terhambat)
    Berat Badan (Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi badan,perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk
tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi gemuk gilik / gembrot(gemuk pendek).
     Proporsi Tubuh (Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik.Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu
panjang)
    Organ Seks(Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masaremaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.)

1.    Pada wanita
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat dalam tubuh, terutama hormon estrogen dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada remaja perempuan mulai tumbuh payudara, panggul mulai melebar dan membesar dan akan mengalami menstruasi atau haid. Di samping itu akan mulai tumbuh bulu-bulu halus di sekitar ketiak dan vagina/kemaluan. Beberapa dari remaja mengalami tumbuhnya jerawat pada wajah. Dan perubahan lainnya seperti:
    Kulit dan rambut mulai berminyak
    Keringat bertambah banyak
    Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
    Tangan dan kaki bertambah besar
    Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi
    Pantat berkembang lebih besar
    Indung telur mulai membesar
    Vagina mulai mengeluarkan cairan
2.    Pada pria
Sama halnya dengan remaja perempuan, hormon testosteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan laki-laki, janggut dan kumis, terjadi perubahan suara pada remaja laki-laki, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu tertentu keluar sebagai mimpi basah. Perubahan lain antara lain:
    Tubuh bertambah berat dan tinggi
    Keringat bertambah banyak
    Kulit dan rambut mulai berminyak
    Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang
    Tangan dan kaki bertambah besar
    Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi
    Pundak dan dada bertambah besar dan bidang
    Tumbuh jakun
    Suara berubah menjadi berat
    Penis dan buah zakar membesar

     Perubahan internal meliputi:
    Sistem Pencernaan (perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat,hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang)
     Sistem Peredaran Darah (Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang)
    Sistem Pernafasan (Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun ; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
    Sistem Endokrin (Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yangmatang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa)
    Jaringan Tubuh (Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang)
      Perubahan emosional/Psikologis
Selain terjadi perubahan fisik, remaja juga mengalami perubahan-perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi. Begitu pentingnya perubahan dari masa anak ke masa remaja ini sehingga pada beberapa kelompok budaya hal ini ditandai dengan adanya upacara-upacara tertentu, misalnya pada masyarakat Jawa diadakan selamatan ketika seorang anak perempuan mendapat menstruasi yang pertama dan pada beberapa suku di Papua misalnya anak laki-laki di suruh berburu ketika ia dinyatakan memasuki masa remaja. Datangnya menstruasi atau mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Salah satunya adalah karena masalah gizi. Saat ini ada seorang anak perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama di usia 9-10 tahun. Namun pada umumnya sekitar 12 tahun.Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita.
o    perkembangan pada remaja meliputi:
a.    perkembangan fisik
perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas
b.    perkembangan intelektual
tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja.kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap
c.    perkembangan seksual
perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung jawab atas munculnya dorongan seks.
d.    Perkembangan emosional
Psikologi Amerika G. Stanly Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa sters emosional yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas
C.     Masalah yang sering ditemukan pada usia remaja adalah :
1.    Akne atau jerawat, yang dapat menimbulkan gangguan emosional
2.    Miopia, biasanya mulai timbul pada usia remaja
3.    Kelainan ortopedik  berupa kiposis atau skoliosis
4.    Penyakit infeksi, misalnya tuberkulosis yang sering dijumpai akibat daya tahan usia remaja yang menurun
5.    Defisiensi besi, terutama pada remaja perempuan dengan datangnya haid dan kurangnya masukan besi
6.    Obesitas, biasanya terjadi pada golongan remaja tertentu karena kebiasaan makan yang kurang baik
D.    Model-Model  Latihan yang Menunjang Tumbuh Kembang Remaja
Beberapa model-model latihan dalam mendukung tumbuh kembang remaja diantaranya adalah gerak badan atau berolahraga.Dan alangkah baiknya ketika sejuta manfaat olahraga itu kita petik  mulai sejak dini,karena telah banyak penelitian yang membuktikan manfaat dari gerak badan atau olahraga itu sendiri .c (MaryL.Gavin. 2005).Sebagai orang tua atau orang yang selalu didekatnya, bantulah remaja untuk mempunyai komitmen terhadap kebugaran dengan menjadi contoh atau acuan dan juga melakukan olahraga secara teratur. dan untuk kegiatan kebugaran dapat dilakukan secara bersama-sama seperti bersepeda, tennis, berenang, atau sepakbola. Sehingga tidak hanya anda yang mencapai tujuan kebugaran, tetapi juga kesempatan besar untuk   anak remaja anda mendapatkan sebuah pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (MaryL.Gavin. 2005).
E.    Adapun manfaat dari gerak badan atau olahraga untuk remaja sendiri di antaranya:
a.    Remaja yang giat di bidang olahraga dan atletik cenderung berprestasi lebih baik di bidang akademik dan meraih skor tinggi pada tes-tes terstandar.Itu menurut laporan Presiden Council on Physical Fitness and Sport di AS. Dilaporkan pula oleh The Women’s Sports Foundation,anak perempuan yang aktif olahraga cenderung memiliki tingkat putus sekolah lebih rendah dan tiga kali lebih besar kemungkinannya untuk lulus dari universitas.
b.    Memperbaiki suasana hati
Remaja kerap dihinggapi perasaan hati karena pergolakan yang terjadi di dalam tubuhnya.Olahraga tiga kali seminggu dapat menghilangkan perasaan seperti depresi dan kekhawatiran dalam diri remaja.Rasa percaya diri (pede) mereka meningkat berkat aktivitas olahraga.
c.    Mencegah penyakit jantung, kegemukan, hipertensi, kanker, dan lainnya.
Banyak lembaga penelitian termasuk Center for Disease Control (CDC) di AS membuktikan manfaat makan seimbang dan olahraga dalam mengurangi berbagai penyakit seperti jantung,kegemukan, tekanan darah tinggi, kanker, dan berbagai penyakit lain.
d.     Menunda hubungan seks di usia belia.
Center for Disease Control (CDC) pernah melakukan pemantauan tingkah laku berisiko kaum muda.Hasilnya, lebih sering seorang remaja berolahraga setiap hari, mereka cenderung menunda hubungan seks pertama.
e.    Dihindarkan dari pengaruh untuk mengkonsumsi narkoba.
The Sport Foundation di AS melaporkan, remaja yang aktif berolahraga 92 persen cenderung menjauhi narkoba dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga.
f.    Menurunkan risiko kanker payudara
Menurut yayasan milik produsen sepatu terkenal Nike’s PLAY (Participating in the Lives of America’s Youth),remaja yang aktif olahraga sedari belia risiko terkena kanker payudara mereka lebih kecil ketika dewasa.Dilaporkan, olahraga 2 jam seminggu dapat mengurangi risiko terkena penyakit ini sebanyak 60 persen. Para ahli berpendapat,selain olahraga, diet tinggi serat dan vitamin serta rendah lemah jenuh juga membantu mengurangi risiko kena kanker payudara.
g.    Tidak toleran terhadap hubungan yang penuh kekerasan
Nike’s PLAY  juga menemukan, remaja yang aktif olahraga cenderung lebih tidak menoleransi hubungan dengan kekasih yang penuh kekerasan.Mungkin ini disebabkan rasa respek terhadap diri sendiri dan percaya diri yang di bangun oleh hasil berolahraga (http://www.kompas.com/read/xml/2008).
F.     Stimuli dalam Meningkatkan Koordinasi Motorik
1.    Pengertian Stimuli
Yang dimaksud stimuli disini adalah perangsangan yang  asing dari lingkungan individu atau diluar individu.Untuk meningkatkan koordinasi motorik dan ketangkasan diperlukan stimuli yang terarah dengan cara latihan atau olahraga harian yang teratur juga dengan cara bermain.
2.    Jenis Perilaku Motorik Menurut teori
 tumbuh kembang perilaku motorik dibagi menjadi motorik kasar dan motorik halus.Gerakan motorik kasar yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot tubuh yang lebih besar.Jenis latihan yang dapat dilakukan diantaranya berjalan, bersepeda, berenang dan berkebun atau dengan melakukan senam lansia.Teknik berjalan yang benar termasuk ke dalam koordinasi motorik kasar.Teknik berjalan yang benar,diantaranya :
a.    Berjalan tegak
b.    Pandangan lurus ke depan
c.    Mengayun lengan
d.    Mengangkat kaki saat berjalan dengan menggunakan gerakan tumit – jari kaki
e.    Melangkah kaki panjang seimbang.
Mulailah  periode latihan dengan menarik nafas dalam dengan pernafasan diafragma. Lakukan pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan.Lama latihan berlangsung selama 15 – 60 menit dengan frekuensi 3-5 x seminggu.Lakukan latihan bernafas sambil berjalan untuk mengerakkan rangka tulang rusuk dan transfor oksigen untuk mengisi bagian paru-paru yang miskin oksigen.Periode istirahat yang sering untuk membantu pencegahan frustasi dan kelelahan.Untuk membantu otot-otot rileks setelah aktivitas/ latihan dan mengurangi nyeri otot akibat spasme yang mengakibatkan kekakuan dengan cara mandi air hangat dan masase (aglocoon@gmail.com. 2009).
G.    Faktor-Faktor Pendukung dalam Mempengaruhi Peningkatan Tumbuh Kembang Remaja:
1.    Pendekatan Terhadap Perkembangan Perilaku dan Pribadi Remaja
Ada dua cara pendekatan utama dalam memahami perkembangan perilaku dan pribadi individu, diantaranya melalui :
•    pendekatan longitudinal
•    dan cross sectional.
Pendekatan longitudinal dipergunakan untuk memahami perkembangan perilaku dan pribadi seseorang atau sejumlah kasus tertentu (mengenai satu atau sejumlah aspek perilaku atau pribadi tertentu) dengan mengikuti proses perkembangan dari satu titik waktu atau fase tertentu ke titik waktu atau fase yang berikutnya.Oleh karena itu, tekniknya berbentuk case study (studi kasus), case history, autobiografi, eksperimentasi, dan sebagainya.Adapun pendekatan cross sectional biasanya digunakan untuk memahami suatu aspek atau sejumlah aspek perkembangan tertentu pada suatu atau beberapa kelompok populasi tingkatan usia subjek tertentu secara serempak pada saat yang sama.Oleh karena itu, teknik yang sesuai dengan pendekatan ini, antara lain teknik survey. Sudah barang tentu sampai batas-batas tertentu dapat digunakan kombinasi atau elektrik dengan pendekatan longitudinal (denirokhydi. 2008).
2.    Arah Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Menengah (Masa Remaja) Sejalan Dengan Tumbuh Kembang Remaja Itu Sendiri .Dalam perkembangannya, pendidikan sangatlah memberikan pengaruh sejalan dengan tumbuh kembang remaja, maka dari itu arah pendidikan yang benar sangat dibutuhkan untuk memberikan pengaruh yang positif dalam memberikan hasil tumbuh kembang yang optimal.Untuk dapat memberikan arah pendidikan yang benar maka terlebiih dahulu harus mengetahui karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah menengah atau masa remaja itu sendiri. Yaitu diantaranya sebagai berikut:
•    Adanya kekurang seimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
•     Mulai timbulnya  ciri-ciri sekunder.
•    Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing.
•    Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
•    Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
•    Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
•    Kepribadiannya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu.
•     Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah lebih jelas.
Karakteristik tersebut menuntut Guru atau Pendidik untuk:
•     Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas  topik-topikyang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi
•    Menyalurkan hobi dan minat siswa melalui kegiatan-kegiatan yang positif
•    Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil
•    Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa
•    Menjadi teladan atau contoh, serta Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab (Puslata UT. All right reserved. 2008).



 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health Organization (WHO). Sementara United Nations (UN) menyebutnya sebagai anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.menginjak usia remaja banyak masalah yang dihadapi baik soal fisik maupun emosional atau psikologis,disini peran orang tua sangat penting untuk memberikan arahan anaknya yang menginjak dewasa dengan berbagai pertanyaan yang ingin mereka ketahui.











Daftar pustaka
1.    /2009/01/dampak-perilaku-seks-bebas-bagi.html from:http://herrytephe.blogspot.com  accesed on september 2010
2.    2009/09/07/peran-orang-tua-dalam-masa-tumbuh.html.from:http://masa remaja.blogspot.com accesed on september 2010
3.    Article/knowlege/mengenali-usia-remaja-bag.1.html.from :http://bumikupijak.com accesed on september 2010
4.    /read/xml/2008 from:http://www.kompas.com accesed on septemner 2010













MAKALAH TUMBUH KEMBANG REMAJA
















Disusun oleh :
1.    Putra pratama
2.    Ria febriani
3.    Serovina hin
4.    Sylvie puspita
5.    Very ardiansyah
6.    Wilfrida eko
7.    Yohanes nahak bria
8.    Yuventinus kolo
9.    Nisful afiyah



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
PRODI KEPERAWATAN
  TAHUN AKADEMIK 2009/2010

 KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang berjudul “TUMBUH KEMBANG REMAJA” dan kami tidak lupa berterima kasih kepada :
1.    Dra. Soelijah Hadi, M.Kes, MM.
2.    Yusiana vidhi astuti R.S.kep.Ns
Yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini.
Manakala makalah ini bertujuan untuk menambah dan memberikan informasi dan pengetahuan tentang “TUMBUH KEMBANG REMAJA” Tentu kami dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan atau kesalahan baik dalam penjabaran masalah, contoh maupun yang lainnya. Dan kami akan tunggu kritik dan sarannya dengan senang hati.
Kesadaran semua pihak yang  turut berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini, kami ucapkan terima kasiih dan mudah-mudahan apa yang kami berikan bermanfaat bagi kehidupan kita bersama setelah mempelajari makalah








   










Jumat, 13 Januari 2012

pohon masalah trimester 2


 



KEHAMILAN TRIMESTER II

Perubahan fisiologis
Perubahan psikologis





Perubahan anatoms/
Pembesaran uterus
Kardiovaskuler
Perubahan
Ginjal
Perubahan
saluran cerna

Perubahan Paru
Perubanan fisik ibu hamil
Mengurangi sokongan terhadap uterus
 
Hegar

Berat fundus↑

Uterus atifleksi berlebih
Godell
Chadwick

↑ esterogen, progesteron dan prostaglandin

Peningkatan ekskresi glukosa, protein, asam amino, urea

Kandung kemih
Pengaruh estrogen

Peningaktan aliran darah ke mulut dan gusi
Pengaruh progesteron

Usus besar
 

↑ flatunen
Peningkatan tekananakibat pembesaran uterua


Fundus menekan kandung kemih


Volume darah total ↑ 30-50%

Glukosaria, proteinuria, kompensasi terhadap alkalosis respiratorik
↓tomus, ↑ kapasitas urin
Gigi rapuh/ gingivitis

Usus besar berkontraksi
↓ volume tidur
Perubahan nemosi tidak stabil





Gangguan pola elimnasi BAK

↑vena vemoralis ↑bertahap (posisi ibu berbaring /liam)
Hemodelusi (hematrokit rendah)
Resiko infeksi
Gangguan personal hygiene
Konstipasi

Gangguan eliminasi BAB
↓volume tidar, residu
Gangguan body image






Dispnea



↓ tekanan mekanis uterus wanita hamil pada vena panggul
Anemia fisiologi



Gangguan pola nafas







Hiperventilasi dan PCO2




















Menghambat aliran darah





Alkalosis respiratori










Edema kaki